Oleh: Muhjidin Mawardi
Kerusakan
lingkungan yang terjadi baik dalam lingkup global maupun nasional, jika
dicermati dengan seksama, sebenarnya berakar dari cara pandang manusia tentang
kehidupan dan alam lingkungannya. Kerusakan lingkungan yang terjadi dewasa ini
hanya bisa diatasi dengan merubah secara fundamental cara pandang dan mindset
manusia terhadap alam lingkungannya. Tindakan praktis dan teknis
penyelamatan lingkungan dengan bantuan sain dan teknologi ternyata bukan
merupakan solusi yang tepat. Yang dibutuhkan adalah perubahan perilaku dan gaya
hidup yang bukan hanya orang perorang, akan tetapi harus menjadi semacam
kesadaran dan budaya masyarakat secara luas.
Sadar
lingkungan dan upaya penyelamatan lingkungan harus menjadi kesadaran bersama
dan menjadi gerakan bersama dalam semua level. Jika tidak, bumi yang kita
tempati benar-benar akan terancam, yang hal ini juga berarti akan mengancam
pula kehidupan seluruh makhluk termasuk manusia.
Dalam pandangan Islam, alam
merupakan sebuah entitas yang tidak berdiri sendiri, tetapi berhubungan dengan
manusia dan realitas lain Yang Ghaib, Yang Menciptakan Alam. Alam merupakan
representasi dari Yang Maha Menciptakan dan Yang Maha Benar, yang merupakan
Sumber keberadaan alam itu sendiri. Realitas alam ini diciptakan dengan tujuan
tertentu bukan karena kebetulan atau main-main. Alam mempunyai eksistensi riil,
objektif serta bekerja sesuai dengan hukum-hukum yang berlaku tetap (qadar), yang disebut sebagai hukum Allah
(sunnatullah).
Allah telah mentaqdirkan bahwa
antara satu makhluk dengan lainnya di alam ini berfungsi saling berkaitan dan
membutuhkan. Saling keterkaitan dan membutuhkan ini melahirkan suatu
kesetimbangan yang dinamis (a dynamic
balance), yang dengan kesetimbangan ini keberlanjutan kehidupan di alam
bisa terjaga. Alam dengan segala sumberdaya alamnya, bukan hanya untuk melayani
atau memenuhi kebutuhan manusia saja, akan tetapi juga untuk memenuhi kebutuhan
makhluk hidup lainnya.
Manusia merupakan bagian tak
terpisahkan dari alam. Sebagai bagian dari alam, keberadaan manusia di alam
adalah untuk saling mengisi dan melengkapi satu dengan lainnya sesuai dengan
perannya masing-masing. Manusia mempunyai peran dan posisi khusus di antara komponen alam dan makhluq ciptaan Allah yang
lain yakni sebagai khalifah, wakil
Allah dan pemimpin di bumi.
Allah memang telah menundukkan
alam kepada manusia. Ketundukan alam terhadap manusia atas perintah-Nya ini
bukan berarti manusia bebas melakukan apa saja terhadap alam tanpa harus
mempertanggungjawabkannya. Ketundukan alam ini sebenarnya untuk menggambarkan
bahwa Allah berperan dalam proses kejadian alam dan segala sesuatu yang terjadi
di dalamnya. Alam ditundukkan kepada manusia menyiratkan pesan bahwa kepemimpinan manusia terhadap alam tidak
terbebas dari campur tangan-Nya.
Semua makhluk hidup mempunyai
hak yang sama terhadap alam. Manusia diperkenankan untuk memanfaatkan
sumberdaya alam untuk kehidupannya dan kemashlahatan umum, akan tetapi tidak
boleh berlebihan, berbuat aniaya (dzalim)
dan kerusakan (fasad). Tindakan
eksploitasi sumberdaya alam yang berlebihan, kesalahan cara pemanfaatan dan
perusakan sumberdaya alam merupakan pelanggaran terhadap taqdir Allah. Pandangan sempit, untuk kepentingan pribadi atau
kelompok dan tindakan tak bertanggung jawab lainnya pada umumnya akan
mengganggu kesetimbangan dinamik yang telah diatur oleh Allah. Dengan demikian
perlindungan terhadap sumberdaya alam dari pencemaran atau perusakan merupakan
tugas atau kewajiban manusia sebagai khalifah
Allah dimuka bumi.
Penulis adalah Ketua MLH PP Muhammadiyah, tulisan ini pernah dimuat di Harian Kedaulatan Rakyat
Stainless Steel - Titanium Astroneer - TITIAN ART
BalasHapusThis is ford edge titanium the metal band for metal metal bands. We've assembled a steel band for each metal ford focus titanium band, so you know does titanium have nickel in it you're getting titanium oxide formula it. titanium nail