Firman Allah SWT

“Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebahagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar). Katakanlah: "Adakanlah perjalanan di muka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang terdahulu, kebanyakan dari mereka itu adalah orang-orang yang mempersekutukan (Allah)." (Q.S. Ar-Ruum/30: 41-42)


Kamis, 26 April 2012

AGAMA DAN PENYELAMATAN LINGKUNGAN


 Oleh: Miftahulhaq (Wakil Sekretaris MLH PP Muhammadiyah)

Pendahuluan
Data BNPB tahun 2011 menunjukkan bahwa 85 % lebih bencana yang terjadi di Indonesia dalam kurun waktu tahun 2002 – 2011 adalah terkait bencana hidrometeorologi seperti banjir, banjir bandang, kekeringan, tanah longsor, puting beliung dan gelombang pasang.  Berdasarkan jumlah kejadian terbanyak adalah banjir yaitu sebanyak 403 kali. Berbagai kerusakan alam ini disebabkan oleh banyak faktor, di antaranya perubahan iklim global, degradasi lingkungan, kemiskinan, dan bertambahnya jumlah penduduk. Berbagai bencana itu pun telah menimbulkan korban jiwa dan kerugian yang besar.

Selasa, 03 April 2012

Gerakan Hemat Air


Oleh: Muhjiddin Mawardi
Negara kita walaupun berada di wilayah tropika basah, termasuk salah satu negara yang diperkirakan akan mengalami krisis ketersediaan air pada beberapa tahun yang akan datang. Krisis ketersediaan air ini jelas akan berakibat secara langsung terhadap pemenuhan kebutuhan air, baik untuk rumah tangga, pertanian maupun industri. Dalam bidang pertanian kelangkaan air akan berakibat pada menurunnya produksi pertanian, yang selanjutnya bisa mengakibatkan terjadinya kelangkaan atau krisis pangan. Ancaman berikutnya adalah munculnya kelaparan atau penyakit akibat kekurangan pangan dan kekurangan air. Bahkan krisis air bisa memicu terjadinya kerusuhan atau konflik antar kelompok masyarakat atau antar negara. 

Jumat, 16 September 2011

PERLINDUNGAN DAN PENGELOLAAN LINGKUNGAN BERBASIS AGAMA


Oleh: Muhjiddin Mawardi

A.      Pendahuluan
           Kerusakan lingkungan yang terjadi baik dalam lingkup global maupun nasional, jika dicermati dengan seksama, sebenarnya berakar dari cara pandang manusia tentang kehidupan dan alam lingkungannya. Cara pandang ini kemudian melahirkan perilaku manusia yang merusak  kesetimbangan di alam, yang pada gilirannya akan mengakibatkan terjadinya kerusakan lingkungan.

Rabu, 14 September 2011

Theology and Praxis of Religious Civil Society Organizations in Combating Climate Change in Indonesia*

Ulil Amri
Research Center for Regional Resources, Indonesian Institute of Sciences (LIPI)                                             


Abstract

The issue of climate change does not only catch the attention of states, but also civil society organizations around the world. So far, many organizations have seriously combated the issue. This article depicts how religious civil society organizations in Indonesia has played pivotal role to the country’s effort in combating climate change. There are at least two organizations investigated: Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama. Both are acknowledged as the two biggest and oldest religious organizations in the country. So far, they have done much to combat climate change by setting theology of environment and its praxis. Muhammadiyah and Nahdlatul Ulama for instance mobilize all of its socio-cultural resources including schools, universities, pesantrens, mosques and as well as pengajians.